2022

Ilustrasi Buka Puasa

BANDUNG-Saat azan magrib berkumandang menandakan waktu berbuka puasa tiba, apa yang kamu santap? Menu takjil atau langsung makanan berat seperti nasi? 
Kebiasaan setiap orang tentu berbeda. Ada yang lebih suka menyantap takjil lebih dulu, makanan atau minuman manis, gorengan, dan lain-lain. Tapi ada juga yang suka langsung makan makanan berat.

Lalu, sehat enggak sih langsung makan makanan berat ketika berbuka puasa? Berikut penjelasan Ahli Gizi RSHS Kota Bandung Ides Heruman Taufik,"Teori mengenai keilmuan gizi banyak, saya hanya bermuara pada hadis, bahwa Nabi Muhammad SAW ketika azan berkumandang ia minum air segelas dengan 3 biji kurma," kata Ides dalam virtual meeting, Minggu (3/4/2022).

Ides mengungkapkan, Nabi Muhammad SAW memilih kurma untuk berbuka. Itu karena di daerah Arab banyak terdapat buah kurma. Namun, di daerah lain, kurma sebenarnya bisa digantikan buah atau makanan lain.

Kondisi tubuh yang berpuasa lebih ideal makan makanan manis seperti kurma. Sebab, saat tubuh sudah tidak mendapat asupan makan selama 12-13 jam, itu artinya perlu 'pemanasan' sebelum kembali mengisi perut dengan makanan berat.

Ia mengibaratkan takjil dengan kurma atau makanan ringan lainnya sebagai bentuk pemanasan sebelum berolahra. Sehingga, tubuh dipersiapkan untuk makan secara bertahap,"Pencernaan, dalam hal ini lambung, ketika azan minum. lalu makan buah, satu penukar kurma 3 biji, misial dengan pisang raja sereh atau raja bulu itu satu. Tapi kalau pisang ambon tiga perempat kalau dengan apel setengah, itu sebanding," ungkapnya.

Hal itu dilakukan, untuk persiapan lambung yang nantinya akan menerima makanan berat yang akan kita konsumsi untuk tubuh kita. Selain itu, setelah takjil baiknya salat magrib dulu. Hal tersebut sama seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW,"Nabi juga, ketika sudah minum, makan buah, salat dulu. Artinya gerak dulu, bergerak, setelaah salat baru kita makan. Kalau seseorang yang lakukan kebiasaan seperti itu (langsung makan berat saat berbuka puasa), tubuh bakal mengalami keterkejutan,"tuturnya.

Keterkejutan yang dimaksud adalah, asam lambung akan naik. Itu tentu tidak baik bagi kesehatan,"Yang jadi permasalahan, asam lambung akan lebih banyak keluar karena keterkejutan ini. Kalau asam lambung keluar banyak, tuntutan terhadap makanan akan lebih banyak juga,"paparnya.

"Jadi ini yang mohon maaf, sering terjadi kondisi di Indonesia, habis azan langsung makan. Sehingga tuntutan asam lambungnya juga lebih banyak, makan lebih banyak, sehingga bakal jadi kelebihan berat badan,"jelasnya.

Bagi Ides, ketika disinggung takjil dulu atau makan langsung, dirinya lebih memilih hidup sehat sesuai sunnah Rasul. "Kondisinya balik lagi ke sunnah Rasul. Minum, makan buah, salat dulu, baru makan,"pungkasnya.